Mengupas kebudayaan yang tersedia di suatu negara sesungguhnya suatu perihal yang terlalu seru dan menarik untuk dibahas. Termasuk ada tradisi dan budaya tionghoa kebudayaan yang tersedia di Indonesia kala ini. Adanya suku bangsa dan kebudayaan yang bermacam ragam di Indonesia adalah keliru satu perihal yang patut dibanggakan.
Masyarakat majemuk adalah warisan sejarah yang udah tersedia sebelum akan masa kemerdekaan. Dengan kata lain, Indonesia mempunyai akulturasi budaya tionghoa di indonesia ragam sejarah yang tandanya bahwa kebudayaan-kebudayaan bisa berintegrasi didalam suatu wilayah.
Salah satu tempat yang mempunyai keragaman etnik dan tumbuh didalam kondisi saling mengakomodasi kebudayaan 7 unsur kebudayaan tionghoa lain adalah Lasem, lebih-lebih di Desa Karangturi. Desa Karangturi, Lasem adalah perumpamaan refleksi akulturasi budaya China di Indonesia yang selaras.
Lantas, bagaimana bersama akulturasi budaya China bersama Indonesia lainnya?
Revolusi Budaya China
Pada th. 1966 sampai 1976 tersedia sebuah gerakan sosiopolitik yang dikuasai oleh Mao Zedong di Tiongkok, China. Gerakan selanjutnya memiliki tujuan menyajikan ideologi komunis bersama menyingkirkan sisa unsur kapitalis 10 kebudayaan cina dan tradisional dari penduduk Tiongkok. Lalu, membangun kembali ideologi Maois sebagai ideologi dominan di partai tersebut. Mao secara resmi mendeklarasikan Revolusi Kebudayaan berakhir terhadap 1969.
Namun, terhadap kelanjutannya China mengakui ada kekeliruan revolusi budaya yang dicetuskan oleh Mao Zedong. Saat itu, China selama 10 th. mengalami kekacauan, pertumpahan darah, dan kehancuran ekonomi. Pemerintah Beijing hindari percakapan soal moment itu. Sejarah resmi yang diajarkan di sekolah awalnya tidak menyinggung kekerasan yang meliputi Revolusi Budaya.
China meyakinkan akan studi dari pengalaman kala revolusi budaya sehingga moment layaknya itu tidak berjalan lagi.
Akulturasi Budaya China di Indonesia
Budaya China-Indonesia merujuk kepada model kebudayaan peranakan Tionghoa yang berakulturasi dan/atau berasimilasi bersama kebudayaan Indonesia, dan juga budaya Tionghoa yang berkembang di Indonesia. Berikut perumpamaan akulturasi budaya yang terjadi.
Bahasa dan Sastra
Dalam bidang bahasa dan sastra tersedia banyak akulturasi kata serapan. Bahkan udah tersedia sampel sastra bersama koleksi enam volume yang berjudul “Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia” (Sastra Melayu Tionghoa dan Bangsa Indonesia).
Arsitektur dan Bangunan
Contoh akulturasi didalam perihal bangunan dan arsitektur adalah layaknya yang ditemui di Lasem. Pecinan bersama segala atributnya (arsitektur tempat tinggal, kelenteng) mewarnai wajah Desa Karangturi, Kecamatan Lasem. Banyaknya arsitektur dan tradisi China yang kelihatan di Lasem mendapat julukan “Tiongkok Kecil”.
Lasem mempunyai banyak bangunan peribadatan berwujud kelenteng, masjid, dan vihara.
Seni Pertunjukan
Pernah melihat wayang Potehi? Wayang Potehi adalah perumpamaan akulturasi budaya Tionghoa Selatan menjadi keliru satu kesenian tradisional di Indonesia. Wayang Potehi berasal dari kata ‘pou’ 布 (kain), ‘te’ 袋 (kantong), dan ‘hi’ 戯 (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangannya ke didalam kain selanjutnya dan memainkannya layaknya wayang model lain.
Busana
Contoh akulturasi didalam bidang pakaian adalah batik yang mengalami proses akulturasi bersama budaya lain. Salah satunya adalah budaya bangsa Tiongkok. Batik Lasem-China menjadi bukti nyata pembauran budaya Jawa dan Tionghoa di Rembang, lebih-lebih Lasem, Jawa Tengah. Selain itu, pakaian koko termasuk termasuk bentuk akulturasi budaya China di Indoensia. Pasalnya pakaian koko merupakan pakaian model China yang kerahnya bulat tertutup dan bermodel layaknya piyama, umumnya digunakan oleh Muslim Tionghoa.
Kuliner
Salah satu hidangan paling terkenal di Indonesia yang dipengaruhi Tiongkok adalah soto dan bakso. Bahkan nama bakso berasal dari kata bak-so (肉酥, pe̍h-ōe-jī: bah-so.)
Belajar Bahasa Mandarin: Bekal Penting di Masa Depan
Demikian pembahasan mengenai budaya China di Indoensia yang wajib kamu tahu. Belajar budaya China sesungguhnya menyenangkan, bukan? Selain meningkatkan wawasan budaya termasuk meningkatkan motivasi untuk studi bahasanya! Kamu bisa mengikuti Kursus Bahasa Mandarin di Lister.
Di sini kamu akan studi bersama tutor-tutor pakar dan bersertifikat. Kamu akan memperoleh modul yang akan menolong proses belajar. Selain itu, kamu bisa menentukan kuantitas kelas sendiri
Pengaruh Budaya Tiongkok ke Indonesia, Salah Satunya Kosa Kata
Indonesia adalah negara yang terlampau kaya dengan banyak variasi budaya. Ragam budaya ini disebabkan Indonesia miliki banyak suku dan etnis dengan masing-masing budayanya. Salah satu etnis di Indonesia adalah Tionghoa. Orang Tionghoa datang berasal dari Tiongkok beratus-ratus tahun yang selanjutnya untuk berdagang.
Banyak orang Tionghoa yang pada akhirnya menetap di Indonesia dan menyebarkan budaya asli Tiongkok. Karena ada pertalian antar masyarakat, maka budaya Tiongkok pun berpengaruh terhadap budaya Indonesia. Pengaruh budaya Tiongkok ini memperkaya ragam budaya di Indonesia, teman-teman.
Apa sajakah umpama pengaruh budaya Tiongkok ke budaya Indonesia? Yuk, liat artikel ini.
1. Batik Tiongkok
Batik Tiongkok adalah tipe kain batik yang dibuat oleh orang Tionghoa yang menampilkan sebagian motif makhluk mitologi Tiongkok. Misalnya naga, burung foniks, singa, kura-kura, dan lain sebagainya. Batik Tiongkok ini adalah perpaduan seni membatik Indonesia yang tergoda motif dan warna berasal dari budaya Tiongkok.
Baca Juga : Budaya dan Kearifan Lokal Indonesia yang Hilang Seiring Berkembangnya Zaman
Batik Tiongkok dikenal dengan warna-warnanya yang cerah, khususnya didominasi warna merah dan emas. Daerah-daerah penghasil batik Tiongkok terbaik di Indonesia adalah Cirebon, Pekalongan, Lasem, Demak, dan Kudus.
2. Kosa Kata
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak istilah Tiongkok yang kita pakai, teman-teman. Istilah tersebut misalnya cepek (100), gopek (500), dan seceng (1000). Selain itu adalah wo (yang diucapkan menjadi ‘gue’ atau saya) dan lu (kamu).
Hal disebabkan sejak zaman dahulu orang Betawi dan China telah bersosialisasi, baik sebagai kawan, kolega bisnis, maupun pertalian pekerja dan atasan. Teman-teman yang tinggal di area Jakarta tentu kerap sekali mendengar atau mengucapkan istilah ini tiap tiap hari.
3. Makanan
Makanan adalah tidak benar satu produk budaya. Begitu pun dengan budaya Tiongkok yang memperkenalkan makanan yang kini banyak disukai orang Indonesia. Nama-nama bahan makanan dan hidangan yang berasal berasal dari budaya Tiongkok adalah kecap (ke-ciap), mie (mi), bihun (bi-hun), toge (tao-ge), dan tauco (tau-cioun).
Selain itu ada daun bawang kucai (ku-chai), ebi (he-bi), tepung hunkwee (hun-koe), juhi (jiu-hi), dan masih banyak lagi. Beberapa Makanan berasal dari budaya Tiongkok yang disukai orang Indonesia, di antaranya adalah pangsit, lumpia, mi, siomai, bakpau, sapo tahu, fu yung hai, koloke, kwe tiau, dan capcai.
4. Pertunjukkan
Banyak seni pertunjukan yang yang diminati orang Indonesia berasal dari budaya Tiongkok. Contognya adalah pertunjukkan Liong, Barongsai, dan wayang Potehi. Liong, Barongsai, dan wayang Potehi biasa dipentaskan sementara Perayaan Imlek atau Cap Go Meh yang menjadi tidak benar satu pertunjukkan kesukaan orang Indonesia.
5. Busana
Budaya Tiongkok juga memengaruhi perkembangan busana di Indonesia. Contohnya adalah busana pengantin kebiasaan Betawi yang menyerupai busana tradisional Tiongkok. Busana pengantin tradisional Betawi ini terlampau mirip dengan busana kebiasaan Tiongkok, yang biasanya berwarna merah atau emas.
Selain itu, ada busana koko yang banyak digemari. Baju koko ini tergoda oleh jenis busana berasal dari Tiongkok untuk laki-laki. Nah, itulah sebagian umpama pengaruh budaya Tiongkok terhadap budaya Indonesia. Banyak di antaranya yang di terima terlampau baik dan disukai. Banyak juga yang teman-teman temui dan dilaksanakan sehari-hari.