Semakin berkembangnya teknologi ternyata berdampak terhadap meluasnya globalisasi. Hal itu membuat sejumlah kearifan lokal yang sempat budaya indonesia yang telah hilang karena globalisasi melekat di kehidupan masyarakat Indonesia kian pudar, apalagi nyaris punah. Ya, negara kami punya bermacam macam formalitas dan rutinitas isitiadat yang diwariskan secara turun temurun dan wajib kami pelihara. Tapi sayang, sebagian di pada formalitas dan budaya yang kami punya nampaknya kian tergerus oleh pertumbuhan zaman. Dari pengobatan herbal sampai upacara tradisional Tabuik, tersebut 7 kearifan lokal Indonesia yang nyaris punah.
1. Pengobatan Herbal
Zaman dulu misalnya anak-anak sakit atau terluka, orangtua akan memberi pengobatan dengan bantuan obat-obatan alami. Misalnya beras kencur untuk budaya yang hilang karena globalisai mengobati memar, juga baluran minyak dan bawang putih untuk mengobati flu dan masuk angin. Belum lagi, masyarakat dulu tetap banyak yang mengandalkan jamu untuk memelihara kebugaran dan daya tahan tubuh. Nggak heran dulu tukang jamu gendong tetap banyak yang hilir mudik menjual dagangan. Tapi sekarang?
2. Gotong Royong
Kearifan lokal juga mampu menyangkut kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Dulu, budaya gotong royong tetap melekat kuat di masyarakat, khususnya yang tinggal di perkampungan. Warga kampung biasa laksanakan ronda secara contoh budaya indonesia yang hampir punah bergiliran tiap tiap hari demi memelihara keamanan bersama. Ada pula gotong royong membersihkan jalan dan selokan yang kebanyakan diselenggarakan tiap tiap Minggu. Apa warga di kampungmu tetap kompak bergotong royong untuk kepentingan bersama? Mudah-mudahan tetap ya.
3. Leuit
“Leuit” merupakan bhs Sunda yang berarti lumbung padi. Bangunan yang digunakan untuk menyimpan padi ini biasa ditemukan di tanah Sunda, khususnya di tempat Majalengka, Jawa Barat. Pada zaman dulu, para petani menyetor hasil tradisi jawa yan sudah hilang panen mereka di Leuit dan menyimpannya sampai musim panceklik. Padi yang ditampung nantinya akan dibagikan ke warga kampung selagi musim panceklik tiba. Kini Leuit sudah terlampau jarang ditemukan, kecuali pun tersedia kebanyakan digunakan untuk keperluan individu, bukan lagi kelompok.
Baca Juga : 8 Budaya dan Tradisi Bengkulu yang Masih Populer dan Lestari di Masyarakat Hingga Saat Ini
4. Kopi Tutuk Lesung/Tumbuk
Kopi tutuk lesung adalah biji kopi yang ditumbuk mengfungsikan lesung, alias dibuat dengan langkah tradisional. Tempo dulu, pembuatan kopi tetap mengandalkan tenaga manusia. kopi tutuk lesung dari Bengkulu adalah salah satunya.
5. Urap Jagung/Grontol
Hayo, siapa yang sewaktu kecil dulu suka makan brondong jagung yang dijual pedagang keliling? Kalau pernah, kemungkinan usiamu kini tak lagi muda. Makanan khas Indonesia berbahan basic jagung dan kelapa parut ini saat ini memadai jarang ditemukan. Masyarakat Jawa lebih mengenalnya dengan grontol, tetapi terhadap kebanyakan makanan tradisional ini dinamai urap jagung.
6. Gaok
“Gaok” berasal dari kata “Ngagorowok” (“berteriak”) didalam bhs Sunda. Gaok merupakan kesenian lisan khas Majalengka yang ikut terpinggirkan sebab pengaruh zaman. Saat laksanakan gaok, seniman akan membaca wawacan (bisa juga disebut naskah) yang berasal dari kesusastraan Jawa dengan suara yang merdu sambil diiringi musik gamelan Sunda.
7. Tabuik
Tabuik merupakan upacara mengusung jenazah dari Sumatera Barat. Upacara tersebut diselenggarakan untuk memperingati Asyura terhadap 10 Muharram, tanggal wafatnya Imam Husain cucu Nabi Muammad. Di upacara Tabuik, masyarakat kebanyakan akan menyajikan aksi teatrikal pertempuran Karbala.
Dalam kebudayaan, terkandung beraneka unsur, yaitu bahasa, proses pengetahuan, proses organisasi sosial, proses peralatan hidup dan teknologi, proses ekonomi dan mata pencaharian hidup, proses religi, dan juga kesenian. Selain itu, budaya juga meliputi kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Globalisasi adalah sebuah proses masuknya pengetahuan pengetahuan dan kebudayaan ke lingkup dunia. Dengan terdapatnya globalisasi, dunia yang sangat luas tidak lagi jadi penghalang untuk negara saling berhubungan. Proses globalisasi sendiri dapat dukungan oleh kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi. Dengan terdapatnya kemajuan berikut jalinan antarmanusia jadi lebih mudah.
Penutup
Oleh sebab itu, setiap globalisasi bakal berpengaruh pada penduduk di dalam menyikapi pertumbuhan budaya lokal yang ada, apakah pilih untuk mempertahankannya atau justru disisihkan. Tentu, perihal ini jadi tantangan berat bagi banyak negara, tidak benar satunya Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang kaya bakal budaya. Kekayaan budaya di Indonesia berlangsung sebab Indonesia juga tidak benar satu negara yang luas dan miliki banyak suku bangsa. Dengan demikian, terkandung banyak bhs daerah, adat istiadat, tarian daerah, lagu daerah, rumah adat, dan warisan budaya lainnya.