Jogja sebagai Kota Budaya menawarkan keanekaragaman adat istiadat yang beranek ragam. Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa wisatawan asing banyak yang betah berlama-lama tinggal di Jogja, malahan beberapa di antara mereka menetap di sana. Dari adat istiadat asli Jogja yang ada, ada adat istiadat Jogjakarta yang paling familiar baik di dalam maupun luar negeri. Kebudayaan ini menjadi ciri khas Jogja, unik dan antik sehingga siapapun yang mengamati salah satu produk adat istiadat ini, akan selalu teringat Jogja.Nah, bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Jogja, ada bagusnya mengetahui ragam adat istiadat setempat. Khususnya, bagi Anda yang ingin liburan kesana, adat istiadat ini bisa menjadi salah satu agenda liburan Anda baik itu sendiri, maupun bersama keluarga.
1. Batik
Tanggal 2 Oktober ditentukan sebagai Hari Batik Nasional. Ini membuktikan bahwa batik benar-benar menjadi ciri khas Indonesia, khususnya di Jogja. Batik telah menjadi kebudayaan yang diturunkan dari nenek moyang. Batik menjadi karya seni yang tidak sekadar goresan canting yang tampak menawan di mata, namun juga kaya akan makna.
Batik yang cukup lama dan bisa menjadi liburan adat istiadat Slot777 Gacor Jogja ialah batik Giriloyo. Sebab kepopuleran batik ini, kampung di Jogja ini malahan kedatangan tamu asing dari bermacam belahan dunia, seperti Asia, Amerika, Afrika dan Eropa. Sudah rupanya bahwa batik ini telah go internasional.
Untuk kepentingan liburan, Anda bisa berkesempatan ikut belajar batik di sana. Ada paket short course batik, khusus bagi wisatawan yang ingin belajar batik bersama-sama. Batik ini batik tulis sehingga Anda akan belajar bargaimana menggoreskan canting pada kain mori.
Sebagian batik lain yang tidak keok familiar mencakup bati motif ceplok, kawung, parang kusumo, dan batik motif lereng.
2. Sekatenan
Sekatenan bisa dikatakan salah satu dari adat adat istiadat Jogja yang telah dilaksanakan selama bertahun-tahun. Mungkin sejaka Islam masuk ke tanah Jawa sebab Sekatenan ialah acara tahunan pesta rakyat yang dilaksanakan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad tanggal 5 Rabiul Permulaan Kalender Islam.
Tamasya adat paling familiar dari Sekatenan ialah pasar malamnya. Anda bisa bertandang ke Alun-Alun Utara Keraton Jogjakarta. Pasar malam ini berlangsung selama sebulan sebelum tanggal 5 Rabiul Permulaan. Puncak dari Sekatenan ialah Grebeg Maulud.
Pada Grebeg Maulud, akan ada minuman memabukkan-minuman memabukkan yang membawa bermacam ragam hasil bumi yang dipanggul. Puncaknya ialah berebut hasil bumi ini. Barang siapa yang bisa menerima buah, atau hasil bumi lain, diandalkan bisa mendatangkan rejeki. Acara adat istiadat Jogja ini benar-benar unik sehingga tidak sedikit wisatawan asing yang datang untuk memandangnya secara seketika.
3. Sendratari Ramayana
Tiap wisatawan asing yang datang ke Jogja, hampir pasti melowongkan waktunya untuk mengamati Sendratari Ramayana, sebuah seni tari dan drama yang digabungkan menjadi satu pertuntjukan yang apik tanpa dialog dengan certia Ramayana. Itu singkat, ceritanya mengenai Sri Rama yang berupaya keras untuk menyelematkan istri kesayangannya, Dewi Shinta yang telah diculik oleh Rahwana. Jika terkenalnya adat istiadat asli Jogja ini, Sendratari Ramayana juga dimainkan di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Laos, Kamboja, Singapura, Thailand sampai India dan Sri Lanka.
Baca juga:
Rekomendasi Wisata Sulawesi Selatan, Surganya Pantai!
Namun Anda ingin menonton pertunjukan ini, Anda bisa datang ke Teater Tri Murti Prambanan tiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Di gedung ini, Anda melaksanakan reservasi untuk pertunjukan pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan sepanjang tahun. Namun, pada bulan-bulan tertentu, Anda juga bisa memandangnya di gedung terbuak dengan background Candi Prambanan. Namun, di Pura Tamasya dan Ndalem Pujokusuman, pertunjukan ini juga dimainkan.
4. Tumplak Wajik
Budaya Jogja yang jarang dikenal yang pertama ialah adat istiadat Tumplak Wajik. Tumplak Wajik ialah salah satu upacara adat masyarakat Jawa yang masih diselenggarakan sampai saat ini. Upacara adat ini diselenggarakan untuk menandai dimulainya pengerjaan merangkai gunungan atau simbol sedekah raja kepada rakyat.
Gunungan atau sedekah hal yang demikian kemudian dibagikan kepada warga di sekitar Jogja pada upacara Garebeg. Pergelaran adat istiadat Tumplak Wajik lazimnya diselenggarakan sebanyak tiga kali dalam setahun dan dipimpin oleh Keraton Jogja.
Tumplak Wajik diselenggarakan pada tiga upacara Garebeg:
- Garebeg Mulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad
- Garebeg Sawal yang ialah penanda akhir bulan puasa
- Garebeg Besar untuk memperingati hari raya Idul Adha
5. Saparan
Budaya Jogja yang jarang dikenal masyarakat luas berikutnya ialah Saparan, atau awam disebut dengan istilah bekakak. Budaya Jogja satu ini ialah salah satu adat istiadat Jawa yang dilaksanakan untuk mengenang jasa seorang abdi dalem kesayangan Sri Sultan Hamengkubuwono I, ialah Ki Wirosuto.
Sosok istimewa hal yang demikian disebutkan sirna secara misterius saat mencari batu gamping di Gunung Gamping bersama istrinya. namanya, upacara Saparan dilaksanakan tiap bulan Safar dalam kalender Jawa. Dalam cara kerjanya, upacara ini menggunakan sesuatu yang akan digunakan sebagai persembahan.