Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang sudah tersedia di Indonesia sebelum saat Indonesia merdeka terhadap tahun 1945. Budaya Indonesia sanggup termasuk diambil kesimpulan bahwa Indonesia memiliki banyak variasi suku bangsa dan budaya yang banyak variasi seperti tarian daerah, baju adat, dan tempat tinggal adat.Budaya Indonesia tidak cuma mencakup budaya asli bumiputera, namun termasuk mencakup budaya-budaya pribumi yang mendapat pengaruh budaya Tionghoa, Arab, India, dan Eropa.
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang dianggap sebagai identitas nasional atau jati diri bangsa.Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
“ Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya usaha manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberi tambahan wawasan dan makna terhadap pembangunan nasional didalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikianlah Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199 ”
Kebudayaan nasional didalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak berasal dari kebudayaan daerah”. Kutipan pengakuan ini merujuk terhadap paham kesatuan makin lama dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lama lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Kebudayaan nasional sanggup termasuk bermakna pembawaan wutuhnya bangsa, spesial perihal tingkatan atau derajat kemanusiaannya, baik lahir maupun batin.
Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat sanggup dicermati berasal dari pernyataannya: “yang khas dan bermutu berasal dari suku bangsa mana pun asalnya, asal sanggup mengidentifikasikan diri dan mengakibatkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk terhadap puncak-puncak kebudayaan area dan kebudayaan suku bangsa yang sanggup mengakibatkan rasa bangga bagi orang Indonesia jikalau ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertulis terhadap GBHN tersebut merupakan penjabaran berasal dari UUD 1945 Pasal 32.
Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia tengah mempersoalkan eksistensi kebudayaan area dan kebudayaan nasional mengenai dihapuskannya tiga kalimat penjelasan terhadap pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan ada kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan area jikalau batasan perihal kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum diamendemen, UUD 1945 manfaatkan dua makna untuk mengidentifikasi kebudayaan area dan kebudayaan nasional.
Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terkandung sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedang kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada terhadap posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terkandung unsur pemersatu berasal dari Bangsa Indonesia yang sudah paham dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terkandung unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
Wujud kebudayaan area di Indonesia
Kebudayaan area tercermin didalam bermacam faktor kehidupan penduduk di seluruh area di Indonesia. Setiap area memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini sebagian kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:
Rumah adat
Rumah gadang, tempat tinggal kebiasaan sumatera barat
Berikut adalah daftar tempat tinggal kebiasaan di Indonesia
• Aceh:
o Rumoh Aceh
o Rumah Krong Bade
• Sumatra Utara:
o Rumah Balai Batak Toba
o Rumah Bolon
o Omo Hada (Nias)
o Rumah Panggung (Melayu dan Pesisir)
o Siwaluh Jabu (Karo)
• Sumatra Barat:
o Rumah Gadang
o Uma (Mentawai)
• Riau:
o Selaso Jatuh Kembar
o Lontiok
• Kepulauan Riau: Rumah Belah Bubung
• Jambi:
o Rumah Panggung
o Rumah Betiang
• Bangka Belitung: Rumah Rakit
• Bengkulu: Rumah Bubungan Lima
• Sumatra Selatan:
o Rumah Limas
o Rumah Ulu
• Lampung:
o Nuwo Sesat
• Jakarta: Rumah Kebaya (Rumah Bapang) dan Rumah Gudang
• Jawa Barat: Rumah Kasepuhan
• Banten: Rumah Adat Badui
• Yogyakarta: Bangsal Kencono
• Jawa:
o Joglo (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
o Tanean Lanjhang (Madura)
• Bali: Gapura Candi Bentar
• Nusa Tenggara Barat: Rumah Adat Dalam Loka (Lombok)
• Nusa Tenggara Timur:
o Lopo
o Sao Ata Mosa Lakitana
o Rumah Musalaki
• Kalimantan Barat: Rumah Panjang
• Kalimantan Selatan: Rumah Banjar
• Kalimantan Tengah: Rumah Betang
• Kalimantan Timur: Rumah Lamin
• Kalimantan Utara: Rumah Baloy
• Sulawesi Barat:
o Rumah Adat Boyang (Mandar)
o Rumah Adat Banoa Sibatang (Mamuju)
• Sulawesi Selatan:
o Bola Soba (Bugis Bone)
o Balla Lompoa (Makassar Gowa)
o Tongkonan (Tana Toraja)
• Sulawesi Tenggara:
o Istana Buton
o Laikas
• Sulawesi Utara: Rumah Bolaang Mongondow
• Sulawesi Tengah:
o Souraja
o Rumah Tambi
• Gorontalo:
o Bandayo Po Boide
o Dulohupa
• Maluku: Baileo (dari bahasa Portugis)
• Maluku Utara: Sasadu
• Papua Barat: Rumah Kaki Seribu
• Papua Tengah: Rumah Karapao
• Papua: Rumah Kariwari
• Papua Pegunungan: Rumah Honai
• Papua Selatan: Rumah Jew
Upacara adat
Upacara kebiasaan merupakan suatu bentuk formalitas yang berupa turun-temurun yang dilakukan secara tertib dan tertib menurut kebiasaan formalitas penduduk didalam bentuk suatu kronologis kesibukan permintaan sebagai ungkapan rasa menerima kasih.Selain itu, upacara kebiasaan merupakan perwujudan berasal dari sistem kepercayaan penduduk yang membawa nilai-nilai universal, bernilai sakral, suci, religius, dilakukan secara turun-temurun serta menjadi kekayaan kebudayaan nasional.
Unsur-unsur didalam upacara kebiasaan meliputi: area upacara, selagi pelaksanaan, benda-benda/peralatan dan pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara.
Jenis-jenis upacara kebiasaan di Indonesia antara lain: Upacara kelahiran, perkawinan, kematian, penguburan, pemujaan, pengukuhan kepala suku dan sebagainya.
Beberapa upacara kebiasaan tradisional yang dilakukan penduduk antara lain:
Sumatra
• Peucicap di Aceh
• Peusijuek dapu di Aceh
• Peutron Aneuk di Aceh
• Pemamanen di Aceh
• Cawir Metua di Sumatra Utara
• Jamu Laut di Sumatra Utara
• Margondang di Sumatra Utara
• Serak gulo di Sumatra Utara
• Tabuik di Sumatra Barat
• Balimau di Sumatra Barat dan Lampung
• Makan bajamba di Sumatra Barat
• Basuh Lantai di Kepulauan Riau
• Mandi safar Melayu di Kepulauan Riau
• Ratif saman di Kepulauan Riau
• Tepuk tepung tawar di Kepulauan Riau
• Belangiran di Lampung
• Ngumbay Pekon di Sakhmawon Lampung Barat
• Gawi di Lampung
• Ngambabekha di Lampung
• Tayuhan Bimbang Paksi di Lampung
Jawa Wayang Kulit
• Padusan, di Jawa Tengah. Padusan dikenal sebagai semacam upacara bersih diri yang dilakukan menjelang bulan puasa. Biasanya warga dan penduduk melaksanakan ini di sungai yang mengalir atau sumber air (umbul)
• Seren taun di Jawa Barat
• Mitoni, tedak siti, ruwatan, kenduri, grebegan di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur
• Jolenan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
• Dugderan oleh penduduk Semarang
• Kasodo oleh penduduk Tengger
• Seblang oleh penduduk Osing
Kalimantan
Kalimantan Barat
• Gawai Dayak penduduk Dayak
• Robo-robo penduduk Mempawah
Kalimantan Tengah
• Tiwah penduduk Dayak Ngaju
Kalimantan Selatan
• Baayun Mulud penduduk Banjar
• Badudus penduduk Banjar
• Bapapai penduduk Banjar
• Aruh Baharin penduduk Dayak
• Mappanretasi penduduk Bugis Pagatan
• Macceratasi penduduk Kotabaru Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
• Erau di Kutai Kartanegara
Sulawesi
• Mapasilaga tedong suku Toraja
• Rambu solo suku Toraja
• Sayyang Pattudu suku Mandar
Nusa Tenggara
• Ngaben di Bali
• Nelu bulanin di Bali
• Nyongkolan di Lombok
• Pasola sumba di Pulau Sumba
Maluku
• Kololi kie di Maluku Utara
• Pukul sapu di Maluku
• Abdau di Maluku
• Buka sasi lompa di Maluku
Papua
• Barapen atau Bakar batu di Papua
• Sanepen di Biak
Aksara
Aksara Nusantara merupakan banyak variasi aksara atau postingan yang digunakan di Indonesia untuk secara spesifik menuliskan bahasa area tertentu, walaupun penggunaannya untuk saat ini tergeser oleh alfabet Latin.
• Aksara Bali untuk menuliskan bahasa Bali.
• Aksara Batak untuk menuliskan bahasa Batak.
• Aksara Jawa (Hanacaraka) untuk menuliskan bahasa Jawa.
• Aksara Jawi untuk menuliskan bahasa Melayu dan rumpunnya.
• Aksara Kaganga untuk menuliskan bahasa Rejang.
• Aksara Lampung untuk menuliskan bahasa Lampung.
• Aksara Lontara untuk menuliskan bahasa Bima, Bugis, Luwu, Makassar, dan Mandar.
• Aksara Pegon untuk menuliskan bahasa Jawa dan Sunda.
• Aksara Sasak untuk menuliskan Bahasa Sasak
• Aksara Sunda untuk menuliskan bahasa Sunda.
Teater dan drama
Pandawa dan Kresna didalam suatu adegan pagelaran wayang wong.
Artikel utama: Teater Nusantara
Teater merupakan tontonan yang dipertunjukkan di depan khalayak umum. Seni teater adalah model kesenian didalam bentuk pertunjukkan drama secara segera yang dipentaskan di atas panggung. Teater di Indonesia banyak macamnya, tersebut macam-macam teater Indonesia:
• Arja (Bali)
• Bakaba (Sumatra Barat)
• Calonang (Bali)
• Drama gong (Bali)
• Dulmuluk (Sumatra Selatan)
• Warahan (Lampung)
• Gambuh (Bali)
• Flamboyant (Sulawesi Barat)
• Janger (Jawa Timur, Bali)
• Kecak (Bali)
• Kemidi rudat (NTT)
• Ketoprak (Jawa Tengah)
• Komedi bangsawan (Sumatra, Jawa)
• Komedi stambul (kini mati)
• Kondobuleng (Sulawesi Selatan)
• Lenong (DKI Jakarta)
o Lenong denes
o Lenong preman
• Longser (Jawa Barat)
• Ludruk (Jawa Timur)
• Makyong (Riau, Sumatra Utara)
• Mamanda (Kalimantan Selatan)
• Masres (Jawa Barat)
• Mendu (Kepulauan Riau)
• Oprak alang (Jawa Tengah anggota utara)
• Randai (Sumatra Barat)
• Reog (Jawa Timur)
• Sandiwara Sunda (Jawa Barat)
• Sanghyang (Bali)
• Sendratari Ramayana (Yogyakarta, Bali)
• Srandul (Jawa Tengah)
• Topeng banjet (Jawa Barat)
• Ubrug (Banten)
• Wayang bangsawan (Kepulauan Riau)
• Wayang golek (Jawa Barat)
• Wayang kulit (Jawa)
• Wayang orang (Jawa Tengah)
• Wayang potehi (Jawa Tengah)
• Wayang rumput (Jawa Tengah)
• Wayang topeng (Jawa Timur)
Pada era Hindia Belanda, sebuah teater komedi stambul pernah populer. Teater ini adalah suatu bentuk seni pertunjukan teater sandiwara keliling yang terhadap selagi itu lahir untuk mencukupi hiburan bagi rakyat. Sebenarnya teater keliling ini serupa dengan teater yang tersedia di Eropa, seperti halnya pertunjukan sirkus. Komedi stambul mati terhadap tahun 1891. Pada umumnya, pertunjukannya bersumber berasal dari cerita-cerita Melayu, Arab, Persia, India, Gujarat, Eropa, dan opera.
Seiring berjalannya waktu, seni teater modern berkembang di Indonesia dengan type drama mereka yang berbeda. Kelompok teater, tari, dan drama terkemuka seperti Teater Koma makin lama populer di Indonesia sebab drama mereka sering melukiskan sindiran sosial dan politik penduduk Indonesia.
Tarian
Tari tradisional, anggota berasal dari budaya area yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Biasanya tarian berfaedah untuk menyambut tamu, peringatan hari atau moment spesifik atau bentuk ritual keagamaan.Terdapat lebih berasal dari 700 suku bangsa di Indonesia: sanggup nampak berasal dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, tergoda oleh bermacam budaya berasal dari negeri tetangga di Asia lebih-lebih pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi.
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki bermacam tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terkandung lebih berasal dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di bermacam sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dilakukan pemerintah.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia sanggup digolongkan ke didalam bermacam kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia sanggup dibagi ke didalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, sanggup terbagi didalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang mendapat dukungan kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh berasal dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi didalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
Lagu
Lagu area atau musik area atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal berasal dari suatu area spesifik dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat area tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu area ini tidak diketahui kembali dengan kata lain noname.
Lagu kedaerahan serupa dengan lagu kebangsaan, namun statusnya cuma berupa kedaerahan saja. Lagu kedaerahan umumnya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali berasal dari Jawa Barat dan Rasa Sayange berasal dari Maluku. Hal itu sebab lagu area dibikin berdasarkan gaya, tradisi, serta bahasa yang sesuai dengan daerahnya.
Selain lagu daerah, Indonesia termasuk memiliki sebagian lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang terhadap era perang kemerdekaan.
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan umumnya merupakan hanya satu lagu resmi suatu negara atau area yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.
Musik
Gamelan
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya bakal keragaman alat musiknya.Identitas musik Indonesia menjadi terbentuk kala budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara terhadap abad ketiga dan ke dua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya manfaatkan instrumen perkusi, khususnya gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando berasal dari Pulau Rote, angklung berasal dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks berasal dari Jawa dan Bali
Musik di Indonesia benar-benar banyak variasi sebab oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan model musik, sering kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, selagi musik modern adalah pop dan dangdut.
Seni pertunjukan
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak variasi kekayaan budaya dan tradisinya. Beberapa formalitas tersebut berupa seni pertunjukan dan selagi ini sudah berkembang di Nusantara.Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau group di area dan selagi tertentu. Berikut adalah macam-macam seni pertunjukan di Indonesia:
• Bajidoran (Jawa Barat)
• Banjet (Jawa Barat anggota utara)
• Barongan (hampir di seluruh daerah)
• Barongsai (daerah dengan komunitas Tionghoa signifikan)
• Bejanggeran (Lombok)
• Burokan (Jawa Barat)
• Drama gong (Bali)
• Gambuh (Bali)
• Hadrah (Pulau Jawa)
• Hudoq (Kalimantan Timur)
• Kecak (Bali)
• Kethoprak (Jawa Tengah)
• Kuda lumping (Pulau Jawa)
• Lengger (Jawa Tengah)
• Lengguk (Jawa Tengah)
• Lenong (DKI Jakarta)
• Liang liong (Jawa Tengah, Jawa Timur)
• Ludruk (Jawa Timur)
• Makyong (Riau)
• Mamanda (Kalimantan)
• Ondel-ondel (DKI Jakarta)
• Oprak alang (Jawa Tengah anggota utara)
• Orkes gambus (hampir di seluruh daerah)
• Randai (Sumatra Barat)
• Reog (Jawa Timur)
• Ronggeng Deli (Sumatra Utara)
• Rudat (Jawa Barat)
• Saman (Aceh)
• Sanghyang (Bali)
• Seblang (Jawa Timur)
• Sendratari Ramayana (Yogyakarta, Bali)
• Sintren (Jawa Tengah)
• Srandul (Jawa Tengah)
• Tanjidor (DKI Jakarta)
• Tarling (Jawa Barat)
• Wayang bangsawan (Kepulauan Riau)
• Wayang golek (Jawa Barat)
• Wayang kulit (Pulau Jawa)
• Wayang orang (Jawa Tengah)
• Wayang potehi (Jawa Tengah)
• Wayang rumput (Jawa Tengah)
• Wayang topeng (Jawa Timur)
• Zapin (Pulau Kalimantan)
Seni gambar dan lukis
Lukisan Indonesia sebelum saat abad ke-19 sebagian besar terbatas terhadap seni dekoratif, dianggap sebagai kesibukan religius dan spiritual, seimbang dengan seni Eropa pra-1400. Nama-nama seniman terhadap selagi itu anonim, sebab pencipta manusia dipandang jauh lebih perlu daripada kreasi mereka untuk menghargai dewa atau roh. Beberapa misal adalah seni dekoratif kenyah, yang didasarkan terhadap motif alam endemik seperti pakis dan rangkong, umumnya ditemukan terhadap dinding tempat tinggal panjang Kenyah untuk tujuan estetika.
Seni tradisional yang populer lainnya adalah ukiran kayu Toraja yang geometris. Lukisan Bali terhadap mulanya merupakan gambar narasi untuk melukiskan adegan legenda Bali dan skrip agama Hindu. Lukisan-lukisan Bali klasik sering menghiasi manuskrip lontar dan termasuk langit-langit paviliun pura dan kuil.
Baca Juga : Wisata Menarik Ke Negeri Balon Udara Turki
Di bawah pengaruh kekuasaan kolonial Belanda, seni lukis yang condong ke arah lukisan type Barat muncul—pada abad ke-19. Di Belanda, makna “Lukisan Indonesia” diterapkan terhadap lukisan-lukisan yang diproduksi oleh Belanda atau seniman asing lainnya yang tinggal dan bekerja di—bekas—Hindia Belanda. Pelukis asli Indonesia abad ke-19 yang paling populer adalah Raden Saleh (1807–1877), seniman pribumi—bercampur darah Arab—pertama yang belajar di Eropa.
Seninya benar-benar tergoda oleh romantisisme. Pada tahun 1920, Walter Spies menetap di Bali, ia sering dikreditkan dengan menarik perhatian tokoh budaya Barat ke budaya dan kesenian Bali. Karya-karyanya sudah mempengaruhi seniman dan pelukis Bali. Kini, Bali memiliki salah satu formalitas melukis yang paling paham dan paling kaya di Indonesia.
1920-an hingga 1940-an adalah era pertumbuhan nasionalisme di Indonesia.
Periode di awalnya gerakan romantisme tidak dicermati sebagai gerakan murni Indonesia dan tidak berkembang. Pelukis menjadi lihat dunia alami untuk inspirasi. Beberapa misal pelukis Indonesia selama periode ini adalah Bali Ida Bagus Made dan realis Basuki Abdullah. Asosiasi Pelukis Indonesia (Persatuan Ahli-Ahli Gambar Indonesia atau PERSAGI, 1938–1942) dibentuk selama periode ini. PERSAGI menetapkan filosofi seni kontemporer yang lihat karya seni sebagai refleksi berasal dari pandangan individu atau spesial seniman serta ekspresi analisis budaya nasional.
Sejak tahun 1940-an, para seniman menjadi menggabungkan teknik-teknik Barat dengan citra dan budaya di Asia Tenggara. Pelukis yang berakar didalam gerakan revolusioner Perang Dunia dan periode pasca Perang Dunia menjadi nampak selama periode ini, seperti Sudjojono, Affandi, dan Hendra. Selama tahun 1960-an, unsur-unsur baru ditambahkan kala abstrak ekspresionisme dan seni Islam menjadi diserap oleh komunitas seni.
Juga selama periode ini, group pelukis yang lebih acuhkan perihal realitas penduduk Indonesia menjadi muncul, mengambil alih inspirasi berasal dari persoalan sosial seperti pembagian antara orang kaya dan orang miskin, polusi, dan penggundulan hutan. Identitas nasional Indonesia ditekankan oleh para pelukis ini melalui pemakaian type dokumenter yang realistis. Selama periode Soekarno, seni yang terlibat secara sosial ini secara resmi dipromosikan, namun sesudah tahun 1965, popularitasnya menurun sebab kecenderungan yang dianggap komunis.
Tiga akademi seni yang tawarkan pelatihan resmi yang luas didalam seni visual adalah Institut Teknologi Bandung yang didirikan terhadap 1947; Akademi Seni Rupa Indonesia (ASI) atau ASRI, saat ini dikenal sebagai ISI, di Yogyakarta diresmikan terhadap 1950; dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), diakses terhadap tahun 1970.
Seni patung
• Jawa: Patung Buto
• Bali: Garuda Wisnu Kencana
• Papua: Asmat
Pakaian adat
Ulos yang dipakai penari Sigale gale.
Berikut adalah daftar baju kebiasaan di Indonesia:
• Aceh
o Ulee Balang
• Sumatra Utara:
o Ulos
o Suri-suri
o Gotong
o Gara Gara/Beka buluh
o Baru Oholu dan Õröba Si’öli (Nias)
o Sari (India)
• Sumatra Barat (Minang):
o Anak Daro
o Marapulai
o Baju Kurung
o Minang Roki
o Pakaian Penghulu
o Pakaian Bundo Kanduang
• Riau dan Jambi (Melayu):
o Baju Kurung, Sarung dan Songkok
o Kebaya Laboh
o Cekak Musang
o Teluk Belanga
• Kepulauan Riau (Melayu)
o Baju kurung keke
o Cekak musang
o Baju gunting Cina
o Kain cual Anambas
o Kebaya labuh
o Sunting Melayu
o Tanjak
o Teluk belanga
o Tudung manto
• Bangka Belitung
o Kain Cual, Paksian dan Sungkon
• Sumatra Selatan:
o Songket
o Aesan Gede
• Lampung:
o Tapis
o Siger
o Selempang Pinang
o Seraja Bulan
o Kikat/Tanjak
o Tumpal/Songket
o Ketupung
o Teluk Belanga
o Belah Buluh
• Jakarta
o Baju Koko dan Caping
o Kebaya Encim/Hwa Kun dan Kembang Goyang
o Punjabi (India)
• Jawa:
o Batik
o Beskap dan Blangkon
o Kebaya
o Dodotan
o Baju Pesa’an (Madura)
o Kebaya Rancongan (Madura)
• Bali:
o Kemben
o Kancrik
o Kain gringsing
• Nusa Tenggara Timur:
o Tenun Ikat
o Pakaian Tais
o Beti / Taimuti
• Kalimantan Barat
o King Baba
o King Bibinge
o Burai King Burai
• Kalimantan Selatan
o Sasirangan
o Laung
• Kalimantan Timur
o Sarung Samarinda
• Sulawesi Utara (Minahasa)
o Wuyang
o Pasalongan Rinegetan
o Baju Kurai
o Baju Banjang
o Baju Ikan Duyung
o Tonaas Wangko/Walian Wangko
• Sulawesi Tengah (Toraja)
o Kondi Limanan
o Kalando Limanan
• Sulawesi Selatan (Bugis/Makassar):
o Baju Bodo
o Jas Tutup
o Baju La’bu
• Sulawesi Barat (Mandar):
o Baju Adat Mandar
• Maluku
o Baju Cele
• Papua:
o Manawou
• Papua Pegunungan
• Koteka/Holim, Yokal dan Sali (suku Dani)
• Papua Selatan
o Pummi dan Tok (suku Asmat)
• Papua Barat:
o Ewer
Seni suara
• Jawa : Sinden
• Sunda : Juru Kawih
• Sumatra Utara, Riau: Talibun
• Gorontalo: Dikili
• Kepulauan Riau: Ghazal, Kompang
• Kalimantan Tengah : Karungut
Kesusastraan
Sastra Indonesia adalah sebuah makna yang melingkupi bermacam macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah “Indonesia” sendiri membawa makna yang saling melengkapi khususnya didalam cakupan geografi dan sejarah poltik di lokasi tersebut.
Sastra Indonesia dibagi menjadi 2 anggota besar yaitu lisan dan tulisan. Sastra Indonesia sendiri sanggup merujuk terhadap sastra yang dibikin di lokasi Kepulauan Indonesia. Sering termasuk secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian ke dua maka sastra ini sanggup termasuk diambil kesimpulan sebagai sastra yang dibikin di lokasi Melayu (selain Indonesia, terkandung termasuk sebagian negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikianlah pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.
Masakan
Contoh hidangan Indonesia khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, sambal, tempe dan paham goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah kobokan.
Masakan Indonesia merupakan pencerminan banyak variasi budaya dan formalitas berasal berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri berasal dari sekitar 6.000 pulau dan memegang area perlu didalam budaya nasional Indonesia secara lazim dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti pemakaian teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terkandung pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti berasal dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa (terutama Belanda, Portugis, dan Spanyol).
Perbedaan antara masakan di satu area dan area lain begitu jauh.Pada dasarnya tidak tersedia satu bentuk tunggal “masakan Indonesia”, namun lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang tergoda secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk anggota timur lebih lazim dipergunakan termasuk jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya dihidangkan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.
Film
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia terhadap 5 Desember 1900 di area Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan bermacam film bisu.Bioskop tersebut didirikan bukan di sebuah gedung, namun di sebuah rumah.
Film pertama yang dibikin pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroengcdan dibikin oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp.Saat film ini dibikin dan dirilis, negara Indonesia belum tersedia dan masih merupakan Hindia Belanda, lokasi jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibikin dengan mendapat dukungan oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan nampak pertama kalinya terhadap tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite plus Majestic, Bandung.
Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri terhadap tahun 1980-an, kala film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang populer terhadap selagi itu antara lain, Catatan si Boy (1987), Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang populer terhadap selagi itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, dan Desy Ratnasari.
Selain film-film komersial, termasuk tersedia banyak film film nonkomersil yang sukses memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain berasal dari itu tersedia termasuk film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan perihal kehidupan anak jalanan.
Tersebut termasuk film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, termasuk tersedia film Marsinah yang penuh kontroversi sebab diangkat berasal dari kisah nyata.Selain itu termasuk tersedia film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang ikut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia termasuk kembali diadakan terhadap tahun 2004 sesudah vakum selama 12 tahun.
Agama dan filsafat
Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, dengan hampir 88% orang Indonesia membuktikan Muslim menurut sensus tahun 2000, menjadikan Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, sehingga Indonesia dijuluki dengan “The Most Big Muslim Population”. Populasi lainnya adalah 9% Kristen (yang sekitar dua pertiga adalah Protestan dengan sisanya Katolik), 2% Hindu, 1% Buddha, dan konghuchu 0.05%