Mengenal Kebudayaan Suku Jawa

Tradisi Suku Jawa terbagi menjadi adat istiadat dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan adat istiadat yang dimiliki oleh Tempat Istimewa Yogyakarta. Ini adalah salah satu warisan terbesar yang dimiliki Indonesia sampai saat ini. Menariknya, adat istiadat Slot Gacor 777 Jawa membentuk karakteristik yang unik dan berbeda dengan adat istiadat daerah lainnya di Tanah Air.

Sebagai salah satu suku bangsa terbesar yang dimiliki Indonesia, Suku Jawa punya cerita sejarah yang sangat menarik untuk dipelajari. Sebab, adat istiadat Jawa yang ada saat ini adalah warisan para leluhur di zaman dahulu. Segera, apa semua adat istiadat Suku Jawa bersifat absah? Tak, lho! Hadirnya adat istiadat Jawa di Indonesia tidak lepas dari peran dan akibat ajaran Budha, Hindu, dan Islam. Yuk, kenali adat istiadat khas Suku Jawa lebih dalam lagi!

Ciri khas kebudayaan Jawa

Sama seperti suku lain di Indonesia, berikut ciri khas kebudayaan Jawa, di antaranya:

1.Kepercayaan Suku Jawa

Mayoritas masyarakat Jawa menganut agama Islam. Variasi ini tampak dari bangunan daerah ibadah umat Islam yang ada di Jawa.  Cuma saja masyarakat muslim Jawa dikategorikan ke dalam dua adat istiadat, adalah santri dan abangan. Kaum santri mengamalkan ajara agama pantas syariat Islam murni, meski kaum abangan menganut Islam meski dalam praktiknya masih ada Kejawen yang kuat.

Dikutip dari buku Santri dan Abangan di Jawa (1988) oleh Zaini Muchtarom menceritakan, abangan cenderung mengikuti cara kepercayaan lokal yang disebut adat daripada undang-undang Islam murni.

2. Bahasa dan Aksara Jawa

Sebagian besar masyarakat Suku Jawa memakai Bahasa Jawa untuk berkomunikasi sehari-hari. Menariknya, Bahasa Jawa mempunyai undang-undang intonasi dan kosa kata berdasarkan hubungan antara pembicara dan orang yang diajak bicara yang lebih dikenal dengan sebutan unggah-ungguh. Variasi menarik lain perihal Bahasa Jawa adalah aksara Jawa yang telah ada sejak beratus tahun lalu. Adapun level komunikasi dengan Bahasa Jawa adalah ngoko yang adalah bahasa yang agak kasar, biasanya diaplikasikan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih muda.

Tingkatan berikutnya adalah krama madya yang diaplikasikan untuk orang sepermainan. Terakhir adalah krama inggil atau bahasa formal yang diaplikasikan untuk orang yang lebih tua atau disegani. Sementara itu, aksara Jawa terdiri dari 20 huruf dengan ukiran yang unik. Ke-20 huruf tersebut mempunyai arti “dua utusan yang loyal dan sama saktinya saling berperang yang hasilnya mati bersama”.

Baca juga:

Rekomendasi Wisata Sulawesi Selatan, Surganya Pantai!

Rekomendasi Wisata Menarik di Kintamani, Bali

3. Tradisi Wetonan

Tradisi Jawa Tengah yang pertama adalah adat istiadat wetonan. Wetonan dalam bahasa Jawa mempunyai arti “keluar.” Melainkan, wetonan yang dimaksud di sini terkait dengan kelahiran orang. Tradisi wetonan adalah upacara yang dikerjakan guna menyambut bayi yang baru lahir. Tradisi wetonan ini dikerjakan agar nantinya bayi tersebut akan terhindar dari bahaya serta dapat menerima rezeki serta keberuntungan yang lebih.

4. Upacara Ruwatan

Upacara ruwatan juga masih dilestarikan sampai kini sebagai adat istiadat Jawa Tengah. Sebagai figur, di daerah Dieng Wonosobo, bagi buah hati-buah hati yang mempunyai rambut ikal gimbal biasanya dianggap mirip dengan ‘buto ijo’, sehingga patut diadakan upacara ruwatan. Variasi ini dikerjakan guna mengusir hawa jahat dan hal-hal buruk yang dibawa oleh buto ijo.

5. Kuliner Tradisi

Tradisi Suku Jawa juga tidak lepas dari kulinernya. Mayoritas hidangan Jawa mempunyai kuah kental dengan rasa gurih betpadu dengan sedikit rasa manis. Penyebarannya yang demikian itu luas membuat masakan khas Jawa juga sangat pelbagai. Berikut beberapa anjuran masakan tradisional Jawa yang patut kamu coba:

  • Rujak Cingur

Tradisi khas Jawa yang pertama berasal dari wilayah Jawa Timur, rujak cingur. Hidangan ini dihasilkan dari potongan buah, tahu, sayur, dan siraman bumbu rujak yang dihasilkan dari petis, bawang putih, gula merah, kacang goreng, dan cabai yang dihaluskan. Mirip dengan rujak pada biasanya, ya? Bedanya, rujak khas Jawa Timur ini ditambah dengan cingur atau mulut sapi. Rasanya ternyata sangat nikmat dan segar, lho! Apalagi bila kamu menyantapnya dengan kripik. Rasa gurih, pedas, manis, dan segar menyatu dengan sempurna dalam mulut.

  • Tahu Petis

Masuk ke wilayah Jawa Tengah, ada makanan ringan legendaris yang tidak boleh kamu lewatkan, adalah tahu petis. Jajanan ini berupa tahu yang digoreng, lalu diisi dengan saus petis yang dihasilkan dari ikan dengan kuah rebusan udang yang dimasak sampai mengental. Perpaduan rasa manis, gurih, dan asin akan sangat menggoyang lidah. Tahu petis sangat tepat dinikmati selagi panas dengan secangkir teh hangat di sore hari.

error: Content is protected !!