DALAM dunia pendidikan pada umumnya mengajarkan para siswa untuk menjadi pintar dan cerdas. Tetapi di sisi lain pendidikan juga harus mempertimbangkan unsur kreativitas pada siswa. Salah satunya adalah melalui pembelajaran pendidikan seni rupa. Melalui pendidikan seni, anak dapat memunculkan kreativitasnya. Tujuan pendidikan seni rupa bukan membina siswa untuk menjadi seniman, melainkan untuk mendidik siswa agar dapat menjadi kreatif. Dalam pendidikan seni rupa, materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar, tetapi juga beragam bidang seni rupa lainnya seperti mematung, mencetak, menempel, menggunting, dan juga apresiasi seni.
Tujuan pendidikan adalah memunculkan potensi yang ada dalam diri individu. Potensi-potensi bawaan yang dibawa sejak lahir merupakan anugerah dari Tuhan, dan tugas manusia untuk mengembangkannya. Salah satu unsur bawaan sejak lahir adalah kreativitas. Jadi selain kecerdasan dan kepintaran anak didik dalam salah satu mata pelajaran di sekolah, kreativitas merupakan salah satu unsur penting dalam dunia pendidikan.
Banyak aktivitas berkarya seni rupa yang dapat digunakan oleh guru bagi pengembangan kreativitas siswa. Pembelajaran dapat dikelola sedemikian rupa sehingga anak akan memperoleh pengalaman belajar berkreasi maupun berapresiasi pada seni gambar, lukis, patung, kriya, dan grafis. Berkarya grafis dalam pembelajaran juga lazim diklasifikasikan sebagai bagian dari penciptaan gambar. Dalam hal ini adalah gambar yang dihasilkan melalui teknik cetak. Berkarya grafis ini, sesungguhnya jika dijadikan alternatif guru dalam pembelajarannya akan menarik dan merangsang siswa untuk berkarya dan berkreasi memanfaatkan acuan cetak yang ada sesuai keinginan.
Berkaitan dengan hal ini, guru seni budaya di MTsN 1 Grobogan mencoba mengajak siswa untuk berkreativitas membuat sesuatu yang baru dengan menggunakan teknik mencetak yaitu berkreasi dengan teknik ecoprint, yaitu teknik memberi pola atau mencetak pada bahan atau kain menggunakan bahan alami (daun, bunga, batang, kulit, dan lain sebagainya). Teknik yang dilakukan bisa dengan teknik steam (kukus) atau pounding (pukul). Proses pembuatannya pun sangat unik, yaitu dengan cara menempelkan tumbuhan alami ke permukaan kain sebagai cetakan dan pewarna alami. Kreativitas siswa dalam hal ini diwujudkan melalui keasyikannya dalam menuangkan ide-ide. Selain tekniknya yang cukup sederhana, tidak memerlukan mesin, menggunakan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan, juga tidak menggunakan bahan-kimia sehingga tidak menimbulkan pencemaran air, tanah, maupun udara.
Kreativitas siswa pun tidak berhenti setelah teknik ecoprint selesai dilakukan pada kain, mereka dapat berkreasi lagi dengan membentuk atau membuat kain ecoprint menjadi suatu karya seni yang bernilai pakai (dress, sapu tangan, jilbab, tas, taplak meja, dan lainnya). Keistimewaan karya seni dengan teknik ecoprint antara lain, (1) menghasilkan motif kain yang lebih bersifat eksklusif dan berbeda dengan teknik lainnya karena kain yang dihasilkan tidak akan ada yang menyamai, (2) karya yang dihasilkan unik beraneka ragam sesuai dengan ketersediaan bahan baku alami yang ada di lingkungan sekitarnya, (3) corak dan motif yang dihasilkan memiliki nilai estetika sendiri dan bernilai ekonomis yang cukup tinggi.
Melalui pendidikan yang berbasis kreasi seperti seni, diharapkan para siswa dapat memunculkan kreativitasnya sesuai dengan minat dan bakatnya. Pelajaran seni rupa di sekolah merupakan salah satu mata pelajaran yang pokok dan penting, karena dapat memunculkan dan menumbuhkan kreativitas. Maka dari itu, para pendidik hendaknya tidak mengabaikan mata pelajaran tersebut, karena semua mata pelajaran mempunyai tujuan dan hasil yang akan dicapai. Secara umum, pelajaran Seni budaya wajib dan tetap harus ada dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Karena dalam seni itu terkandung nilai kreativitas, dan seni merupakan hasil dari budaya manusia yang sudah menjadi bagian dari suatu peradaban manusia.