Tato Mentawai: Tato Pertama di Dunia
Tato merupakan seni melukis terhadap tubuh, seni tatto tertua di dunia namun apakah kalian mengerti tato pertama dan tertua di dunia berasal berasal dari mana? Tato pertama dan yang tertua di dunia berasal berasal dari Mentawai. Jadi, tak heran terkecuali memandang orang-orang di Suku Mentawai memiliki tato di sekujur tubuhnya.
Suku penghuni Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat ini udah menjadikan tato sebagai identitas mereka. Tato Mentawai merupakan identitas yang seni tatto tertua di indonesia membedakan mereka dengan suku lainnya. Penduduk Suku Mentawai juga mempercayai bahwa tato merupakan pancaran roh berasal dari kehidupan mereka.
Tato mentawai ini sangat jauh berasal dari modern, bahan yang digunakan untuk tinta tato dibikin berasal dari arang kayu yang dicampur dengan perasan tebu, sedangkan jarum yang digunakan terbuat berasal dari duri tumbuhan.
Proses membuat tato mentawai yakni jarum yang terbuat berasal dari tumbuhan berikut dicelupkan terhadap tinta, lantas duri berikut ditusuk tato tertua di indonesia ke bagian tubuh lantas dipukul-pukulkan menggunakan kayu penato untuk memasukkan warna ke didalam lapisan kulit dan membentuk motif yang diinginkan. Proses ini dilaksanakan berulang-ulang.
Suku Mentawai kebanyakan membuat tato terhadap sekujur tubuhnya mulai berasal dari mata kaki, jari, dada rusuk, leher, hingga pipi. Karena sistem pembuatan yang tetap tradisional berikut dapat dibayangkan betapa sakitnya menusukkan tato mentawai dan artinya duri ke tubuh dan tidak jarang membuat demam. Tak jarang nampak darah yang nampak berasal dari tubuh ketika sistem pembuatan tato tengah berlangsung.
Motif Tato
Motif tato yang dilukis terhadap tubuh pasti tidak sembarang.tato tertua di dunia Karena tato merupakan identitas bagi Suku Mentawai motif tato yang dibikin merupakan gambar tanah asal, kehebatan seorang pemburu, hingga standing sosial.
Walaupun udah menjadi identitas, namun masyarakat Suku Mentawai yang tetap memakai tato di tubuhnya udah jarang ditemui. Kemungkinan yang tetap menggunakan tato di tubuhnya yakni masyarakat Suku Mentawai yang tetap berpegang teguh terhadap tradisi dan istiadat.
Contohnya seperti masyarakat yang tinggal di pedalaman Sirebut. Para masyarakat disana tetap memegang teguh ajaran yang disebut Arat Sabulungan. Mereka tetap mempercayai bahwa tato tidak dapat lepas berasal dari Suku Mentawai.
Karena udah jarang nampak masyarakat Suku Mentawai yang menggunakan tato, dikhawatirkan budaya dan peristiwa tato Mentawai ini punah dan menghilang. Namun, beberapa masyarakat Suku Mentawai asli yang tetap menggunakan tato menjadi pengingat bahwa perlunya melestarikan formalitas yang tersedia di Mentawai oleh orang-orang Suku Mentawai lainnya.
Jangan heran terkecuali memandang sekujur tubuh pria dan wanita Mentawai berlukiskan tato. Bagi mereka, tato itu seperti pakaian. Bahkan, keberadaannya merupakan identitas.
Seni Rajah
Seni rajah yang mereka menggunakan serupa sekali jauh berasal dari kata modern. Tinta yang dipakai berasal berasal dari arang kayu atau bekas pembakaran yang dihaluskan, lantas dicampur dengan perasan tebu.
Proses selanjutnya, duri atau jarum yang udah dicelupkan terhadap tinta tadi ditusukkan terhadap lapisan kulit, membentuk rupa-rupa motif.
Inilah tato asal Mentawai. Mereka merajah tubuhnya mulai berasal dari mata kaki, jari, dada rusuk, leher, hingga pipi.
Menurut catatan peneliti tato Ady Rosa, tato Mentawai adalah identitas yang membedakan antara klan satu dengan lainnya. Orang-orang Mentawai juga percaya, tato merupakan pancaran roh berasal dari kehidupan mereka.
Tentu, ragam motif yang dilukis terhadap tubuh tak sembarang. Tato di Mentawai disebut sebagai titi atau tiktik, yakni identitas. Nah, selayaknya identitas, terhadap tato yang tercantum tergambar mulai berasal dari tanah asal, standing sosial, hingga seberapa hebat seorang pemburu.
Tertua di dunia
Meskipun tato udah menjadi identitas, orang-orang Mentawai yang tetap memakai tato terhadap sekujur tubuhnya udah jarang ditemui.
Kalaupun ada, kebanyakan masyarakat yang berasal berasal dari lokasi dimana orang-orangnya tetap berpegang teguh terhadap tradisi istiadat.
Seperti masyarakat yang tinggal di pedalaman Siberut. Di sana, masyarakat tetap memegang ajaran yang disebut Arat Sabulungan. Mereka mengimani bahwa tato tak boleh lepas berasal dari kehidupan orang mentawai.
“Saya ini berasal berasal dari dusun Butui, tatonya seperti ini,” kata Aman Koddai yang baru beberapa th. dinobatkan menjadi sikerei.
Sikerei adalah sebutan untuk dukun, penjinak bisa, pimpinan uma, atau rumah tradisi di Pedalaman Siberut yang berwujud komunal dan besar.
Tato milik Aman Koddai bergambar semburat sinar matahari. Ada pula garis-garis berwarna biru tua yang menempel di jangatnya.
Jenis gambar tato yang menempel di tubuh Aman Koddai, dianggap oleh beberapa antropolog sebagai tato tertua di dunia. Bahkan, motif itu dianggap mendahului tato Mesir yang udah tersedia terhadap th. 1300 Sebelum Masehi (SM). Pantas terkecuali seni ini lantas dianggap sebagai kebudayaan Indonesia yang layak dijadikan tidak benar satu pesona Indonesia.
Baca Juga : Pecinta Kain Tenun Wajib Mengunjungi 5 Desa Tenun
Fatris MH Motif garis dan pancaran sinar matahari merupakan beberapa motif yang dipakai untuk tato Mentawai.
Dilansir berasal dari www.indonesia.travel, merujuk terhadap penelitian Ady Rosa dengan memandang catatan Encyclopaedia Britannica, Suku Mentawai udah merajah
badan mereka sejak kedatangannya ke pantai barat Sumatera terhadap Zaman Logam, yakni didalam perkiraan 1500 SM – 500 SM.
Konon, orang Mentawai adalah suku bangsa protomelayu yang mampir berasal dari Yunani, lantas berbaur dengan budaya dongson di Vietnam.
Mereka berlayar ke Samudra Pasifik dan Selandia Baru hingga hingga di pantai Barat Sumatera. Penelitian juga menyatakan ada kemiripan tato Mentawai dengan tato hasil seni budaya dongson di Vietnam.
Selain itu, motif tato serupa ditemukan juga terhadap beberapa suku di Hawaii, Kepulauan Marquesas, suku Rapa Nui di Kepulauan Easter, dan juga suku Maori di Selandia Baru
Merunut maknanya, tato Mentawai adalah keseimbangan hidup, sebagaimana yang mereka yakini bahwa semua yang hidup di jagad raya memiliki roh.
Maka tak heran, bentuk tumbuhan dan hewan diabadikan terhadap tubuh mereka. Seorang pemburu, dapat merajah tubuhnya dengan gambar hasil buruan mereka.